Sabtu, 07 Mei 2011

SAR AIR


SAR Air PMR SMUN1 Purbalingga
SAR Air 
Arung jeram merupakan salah satu olahraga yang tergolong beresiko tinggi. Itulah sebabnya olahraga ini sarat dengan standar dan prosedur yang harus ditaati demi keselamatan dan kenyamanan bersama.
Inti dari kegiatan ini adalah kerjasama yang tangguh dalam melewati setiap jeram yang memang sulit untuk diprediksi sebelumnya. Satu-satunya alat yang digunakan – selain perahu karet- adalah dayung (fadel). Dayungpun digerakkan mengikuti komando yang dipimpin oleh seorang skipper (kapten).
Terkadang kapten berteriak untukmengomandoi awaknya agar belok ke kiri atau untuk mendayung lebih kuat. Kadang ia bersuara normal dalam memberikan pengarahan. Sang kapten tampak kelihatan ‘galak’ justru pada saat menghadapi jeram yang membahayakan. Semua anggota dilarang keras mengambil inisiatif sendiri, baik berhenti mendayung maupun mendayung duluan tanpa perintah.
Irama dayung mengikuti awak yang berada paling depan, sedangkan kapten berada pada posisi di belakang. Semua awak tidak merasa dimarahi oleh sang kapten, karena semua merasa bukan tunduk pada sang kapten, melainkan tunduk dan taat pada standar keselamatan perjalanan perahu tersebut.
Secara makro, perjalanan kehidupan komunitas/organisasi mirip dengan perjalanan arung jeram. Di tengah-tengah ombak ketidakpastian maka semua anggota seyogyanya taat pada sistem, aturan dan prosedur yang berlaku secara konsisten dan konsekuen. Ibarat jeram yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, begitupun setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan eksternal organisasi. Tidak ada kesempatan untuk mencari pembenaran, apalagi untuk mengelak. Satu-satuya cara untuk melewati jeram tersebut adalah dengan melewatinya. Hampir tidak ada waktu maupun celah untuk mencari siapa yang salah, terutama dalam situasi permasalahan yang pelik.
Satu-satunya cara untuk mengarungi ‘jeram-jeram’ organisasi adalah dengan memelihara kekompakan antar personil. Ambisi yang berlebihan dari tiap anggota untuk meraih jabatan atau image tertentu tanpa melihat kompetensi, justru akan membuat organisasi semakin tidak terarah.
Layaknya seorang skipper (kapten) perahu, setiap pemimpin dalam suatu komunitas/organisasi harus mampu memainkan peran yang proporsional danprofessional. Seorang kapten tidak akan ewuh pakewuh untuk menegur dengan keras awaknya yang tidak menjalankan prosedur dengan benar. Seorang kapten pun tidak perlu menerima pujian maupun fasilitas dan pelayanan dari awaknya karena kepemimpinannya yang baik.
Tujuan mereka adalah sampai di tujuan dengan selamat dan semua peserta mampu menikmati perjalanan yang penuh tantangan tersebut. Salah satu kunci sukses ketaatan pada sistem dan prosedur adalah pengawasan (controlling) yang optimal. Ibarat kapten yang senantiasa memperhatikan fadel (dayung) awaknya serta arah dayung yang dilakukan, demikian pula setiap pemimpin harus mampu melakukan pengawasan yang dilandasi kepedulian (care) yang tinggi.
Skipper (kapten) adalah orang yang sangat kompeten dalam melakukan seluk-beluk kegiatan arung jeram, dari mulai penyiapan alat-alat, perjalanan, dan setelah kegiatan berlangsung. Dia mampu mengarahkan kemana perahu dijalankan, seberapa jauh harus berbelok, kapan saatnya mundur, dan kapan saatnya maju adalah karena memang dia mampu (kompeten) melakukan hal tersebut. Ketika ada banyak jeram yang harus dilewati, berdasarkan kompetensi dan analisis kemampuan tim, diapun mampu melewatinya dengan efektif. Oleh karena itu, dalam mengarungi ‘jeram’ organisasi yang bermacam-macam, tidak ada pilihan lain selain para pemimpin haruslah orang yang berkompeten.
Penetapan orang yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat pula, diharapkan mampu memimpin biduk organisasi untuk mencapai tujuan maksimal organisasi tersebut. Ibarat seorang kapten, maka para pemimpin organisasi apapun seyogyanya menguasai setiap sistem, aturan, maupun prosedur yang berlaku untuk tiap-tiap aktivitas kegiatan di bidangnya. Model pemimpin yang efektif adalah ketika untuk pertama kali ia menunjukkan keteladanannya melakukan seluruh sistem dan prosedur dengan baik. Dengan demikian, ia pun mampu dan ‘berkuasa’ untuk melakukan pengawasan dengan optimal.
Nikmatnya melakukan kegiatan arung jeram adalah karena ada jeramnya untuk diarungi. Nikmatnya menjalani kehidupan organisasi kita adalah justru karena setiap waktu kita berhadapan dengan jeram-jeram permasalahan yang selalu berubah-ubah. Di sinilah kekompakan tim diuji, kompetensi pemimpin diasah, serta sikap mental diarahkan lebih positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar